Thursday, September 20, 2018
Jadilah pelaku Firman, bukan hanya pendengar saja!
Pada Hari Minggu Kitab Suci Nasional ini semua Bacaan Suci mengingatkan kita bahwa Firman TUHAN yang ada dalam Kitab Suci itu merupakan perintah dan ajaran TUHAN yang pertama-tama harus dijalankan dengan penuh kesetiaan dan hati yang bersih, bukan dengan kepura-puraan atau karena terpaksa.
Dalam Bacaan Pertama, Kitab Ulangan mau menekankan bahwa Ketetapan dan peraturan TUHAN yang diajarkan melalui para Nabi harus benar-benar dilaksanakan. Dan itu semua tidak boleh ditambah atau dikurangi. Yang penting yaitu “Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa” (Ul. 4: 6).
Rasul Yakobus melalui Suratnya yang terdapat dalam Bacaan Kedua, secara eksplisit menasihati kita : “Hendaklah kamu menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja, sebab jika tidak demikian, kamu menipu diri kamu sendiri” (Yak. 1: 22). Namun, untuk menjadi pelaku Firman, Yakobus menekankan : “Buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut Firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu” (ajat 21).
Sabda TUHAN hari ini dalam Bacaan Injil, dengan jelas menggariskan bahwa dalam menjalankan perintah-perintah keagamaan yang terdapat dalam Kitab Suci itu harus dibedakan dengan jelas mana Perintah dari ALLAH dan mana peraturan yang dibuat oleh manusia. Jangan sampai justru Perintah TUHAN diabaikan sementara peraturan buatan manusia lebih diutamakan (bdk Mrk. 7: 8). YESUS mencela tingkah laku orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang sangat ketat memegang adat istiadat Yahudi, sementara kondisi hatinya tidak diperhatikan. Dengan keras IA mengecam keras : “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis : ‘Bangsa ini memuliakan AKU dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-KU. Percuma mereka beribadah kepada-KU, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia’ “ (ayat 6c, 7).
YESUS juga menekankan bahwa kebusukan, kejahatan dan hal-hal yang najis tidak berasal dari luar diri manusia, melainkan dari dalam hati manusia. “Sebab, dari dalam, dari hati orang timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebebalan” (ayat 21-23).
Apa motivasi kita dalam menjalankan tugas-tugas keagamaan? Apakah hanya terbawa oleh emosi kita saja, atau memang karena keinginan untuk mengembangkan iman kita yang sejati? Cobalah dalam bulan September ini, melalui permenungan dan pendalaman Kitab Suci, kita dapat menemukan Kehendak TUHAN terhadap diri kita.
Ya YESUS, ajarilah aku melakukan Perintah-MU dengan hati yang tulus, bukan dalam kemunafikan. Jangan biarkan diriku tenggelam dalam hal-hal kecil sementara ajaran-MU yang pokok aku abaikan. Jadikanlah diriku pelaku Firman-MU yang setia. Amin.
Selamat pagi. Selamat Merayakan Ekaristi . Selamat berhari Minggu. Berkat TUHAN.
RAGI Minggu 2 September 2018 Hari Minggu Biasa XXII -
Hari Minggu Kitab Suci Nasional :
Ul. 4: 1-2, 6-8; Mzm. 15: 2-3a, 3cd-4ab, 5; Yak. 1: 17-18, 21b-22, 27;
Mrk. 7: 1-8, 14-15, 21-23.
Reviewed by JMG
on
September 20, 2018
Rating: 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment